Home / Peristiwa

Kamis, 30 Januari 2025 - 05:51 WIB

Buaya Di Aceh Singkil Semakin Meresahkan, Balai KSDA Aceh : Kita Butuh Bergerak Bersama

mm Redaksi

Tan Alimas, anggota Aliansi Masyarakat Singkil di Banda Aceh saat berkunjung ke Balai KSDA Aceh. (Foto : Dok.NOA.co.id).

Tan Alimas, anggota Aliansi Masyarakat Singkil di Banda Aceh saat berkunjung ke Balai KSDA Aceh. (Foto : Dok.NOA.co.id).

Banda Aceh – Peristiwa mengerikan menimpa Kaetek (59), seorang nenek yang sehari-hari tinggal di bantaran Sungai Teluk Rumbia, Kecamatan Singkil, Aceh Singkil. Ia nyaris kehilangan nyawa setelah jari tangannya diterkam buaya liar, Senin (27/1/2025).

Diketahui, Peristiwa tersebut terjadi saat Kaetek sedang menyeberangi Sungai Singkil menggunakan perahu dayung untuk mencari pakan bebek berupa siput dan rumput eceng gondok.

Baca Juga :  Prajurit Satgas UNIFIL dari Kodam IM Bangun Bunker di Lebanon

Terpisah, Kepala BKSDA Aceh, Ujang Wisnu Barata mengatakan jika Pihaknya masih menunggu turunnya peraturan pemerintah Untuk Tindakan Konservasi agar dapat dikoordinasikan serta mengajak Instansi KKP.

“Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2024 Pasal 5A Kegiatan konservasi Tumbuhan dan Satwa Liar tertentu di habitat perairan laut yang terdapat di dalam Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kelautan dan perikanan,” Ujarnya, Kamis 30 Januari 2025.

Baca Juga :  DPP KEKAR Gelar Raker 2025 di Bogor, Bahas Pembentukan LBH dan Program Agrowisata di Aceh

Ia menjelaskan, Yang dimaksud dengan “Tumbuhan dan Satwa Liar tertentu di habitat perairan laut” adalah ikan (pisces), udang, kepiting, lobster (crustacea), cumi-cumi, gurita (mollusca), terumbu karang, ubur-ubur (coelenterata), tripang (echinodermata), penyu, buaya (reptilia), paus, lumba-lumba (mamalia), rumput laut (seaweed), dan lamun (seagrass).

Baca Juga :  Tim SAR Evakuasi Satu ABK Kapal Chemway Arrow Ke RSUD Zainal Abidin

Pihaknya juga menyarankan, sambil menunggu peraturan pemerintah tersebut turun, perlu kerjasama dan bergerak bersama mengatasi agar konflik Buaya dan Manusia tidak terulang kembali dan warga nyaman melakukan aktivitas.

“Kita butuh bergerak bersama, baik pusat, daerah sampe ke tingkat desa,” Tutupnya.

Share :

Baca Juga

Daerah

Tim SAR Evakuasi Satu ABK Kapal Chemway Arrow Ke RSUD Zainal Abidin

Peristiwa

DPP KEKAR Gelar Raker 2025 di Bogor, Bahas Pembentukan LBH dan Program Agrowisata di Aceh

Berita

Jejak Berdarah Oknum TNI AL: Dari Aceh ke Papua, Rakyat Jadi Korban

Peristiwa

Catatan Pertemuan Ngopi Pagi Ombudsman Aceh dengan Wartawan Peduli Pelayanan Publik 

Peristiwa

Junaidi: PJ Bupati Pidie “Sedikit Bicara, Sedikit Bekerja – Aneh Tapi Nyata”

Peristiwa

2 Warga Tertimbun Longsor di Bener Meriah Ditemukan Meninggal Dunia

Peristiwa

Prajurit Satgas UNIFIL dari Kodam IM Bangun Bunker di Lebanon

Peristiwa

Tumpukan Rumput Ditengah Sungai Gangguan Aliran Sungai