Aceh Tamiang – Pascabencana banjir bandang yang melanda wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, para prajurit TNI yang tergabung dalam Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Alam (Satgas Gunbencal) terus bergerak cepat melakukan upaya pemulihan. Salah satu fokus utama adalah pembersihan tumpukan kayu gelondongan dan material lumpur yang menimbun kawasan Pondok Pesantren Islam Terpadu Darul Mukhlisin, Desa Tanjung Karang, Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Rabu (24/12/2025).
Kegiatan pembersihan tersebut dilakukan secara terpadu dengan melibatkan lintas instansi, Antara lain Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, BNPB, TNI, Polri, pemerintah daerah, serta unsur terkait lainnya. Sejumlah alat berat dikerahkan guna mempercepat proses pengangkutan kayu gelondongan dan lumpur yang menutupi area pesantren serta lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan pesawat tanpa awak (drone), tumpukan kayu yang terbawa arus banjir bandang diperkirakan mencapai luasan sekitar dua hektare dengan ketinggian hingga empat meter. Volume material kayu diperkirakan mencapai kurang lebih 80.000 meter kubik. Kondisi tersebut menyebabkan aktivitas pendidikan dan kehidupan sehari-hari di lingkungan pesantren terganggu secara signifikan.
Proses pembersihan ditargetkan dapat diselesaikan dalam waktu tujuh hari ke depan, dengan tetap memperhatikan faktor keselamatan personel serta efektivitas kerja di lapangan. Prajurit Kodam IM terus berupaya semaksimal mungkin agar kawasan pesantren ini dapat segera kembali digunakan dan aktivitas masyarakat bisa pulih secara bertahap.
Sementara itu, Amir, salah seorang warga setempat, menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang mendalam kepada Prajurit Kodam Iskandar Muda beserta seluruh unsur yang terlibat. Ia menilai kehadiran TNI sangat membantu masyarakat yang terdampak bencana, khususnya dalam kondisi sulit pascabanjir bandang.
“Terima kasih kepada TNI Kodam Iskandar Muda yang sudah turun langsung membantu kami. Kehadiran prajurit sangat berarti bagi masyarakat,” ungkapnya.
Amir juga menuturkan bahwa tumpukan kayu dan lumpur sebelumnya membuat akses di sekitar pesantren lumpuh total dan menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan warga.
Dengan adanya pembersihan ini, masyarakat mulai merasa lega dan optimistis kondisi akan segera membaik. Ia berharap proses pembersihan dapat berjalan lancar dan kawasan pesantren bisa segera difungsikan kembali untuk kegiatan belajar mengajar.
Sebelumnya, pihak Kepolisian bersama petugas Kementerian Kehutanan telah memasang garis polisi serta menandai sejumlah batang kayu untuk kepentingan penyelidikan. Dalam pelaksanaannya, kayu-kayu yang berhasil dibersihkan akan dipilah. Sebagian material akan dibuang ke tempat pembuangan akhir, sementara kayu yang masih layak akan dimanfaatkan untuk pembangunan hunian sementara bagi para korban banjir.
Melalui sinergi lintas sektor ini, diharapkan proses pemulihan pascabencana di Aceh Tamiang dapat berjalan lebih cepat dan efektif, sekaligus menjadi wujud nyata kehadiran negara dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana alam.
Editor: Redaksi










