Home / Daerah

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 20:59 WIB

Kapolda Aceh: Waktunya Membangun, Disharmoni No

mm Mohd. S

Banda Aceh – Kapolda Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah, mengajak semua kalangan menyebarkan aura positif untuk Aceh. “Sudah bukan waktunya lagi membahas disharmoni ataupun disintegrasi, sekarang waktunya membangun,” katanya di Banda Aceh, Sabtu, 4 Oktober 2025.

Tepatnya, kata Irjen Marzuki, kita semua rakyat Aceh perlu memperkuat harmonisasi. “Menciptakan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan dari berbagai elemen yang berbeda agar dapat berjalan Bersama,” katanya.

Irjen Marzuki menjelaskan bahwa, upaya menciptakan hubungan yang baik dan serasi dalam masyarakat yang beragam adalah untuk mencapai kehidupan masyarakat yang damai, sejahtera, dan saling menghormati.

Baca Juga :  Kejati Aceh Gelar In-House Training Kehumasan, Perkuat Peran Humas di Era Digital

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi Pentahelix di Aceh. Model kolaborasi inovatif yang dimaksud melibatkan lima elemen utama, yaitu pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan media—untuk mencapai tujuan bersama, dalam konteks Aceh adalah untuk membangun kesejahteraan Aceh.

“Rasulullah SAW sudah memberi teladan bagaimana membangun Madinah yang kemudian kita mengenalnya sebagain konsep kota Madani. Itu adalah konsep yang sangat harmoni, dan membangun sebuah peradaban yang mulia,” katanya.

Di Aceh, harmonisasi diterapkan oleh Sultan Iskandar Muda yang memerintah dari tahun 1607-1636. “Di bawah kepemimpinannya, Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya, menjadi kerajaan terluas dan terkaya di kawasan Selat Malaka dan sebagian besar wilayah barat Nusantara,” kata Irjen Marzuki.

Baca Juga :  Polres Pidie Gelar Apel Kesiapan Pengamanan Antisipasi Gangguan Kamtibmas

Salah satu jejak peninggalan harmonisasi era Sultan Iskandar Muda adalah Peunayong (sekarang dikenal sebagai Pecinan Aceh). Peunayong inilah simbol aman dan nyaman bagi tamu luar negeri yang datang ke Aceh. Sultan menjamu tamu di Peunayong.

“Aceh menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai,” kata Abituren Akabri 1991 itu.

Sultan dulunya juga menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan dengan berbagai bangsa asing, membuat Aceh dikenal sebagai negeri yang kaya raya. “Aceh menjadi pusat pembelajaran Islam, menetapkan qanun yang adil dan melaksanakannya dengan tegas,” katanya.

Baca Juga :  Bupati Pidie Jaya Ajak KB PII Bersinergi Dengan Pemerintah Dalam Membangun Daerah

Irjen Marzuki menambahkan, penerapan harmonisasi yang pernah dilakukan Sultan membuktikan kejayaan Aceh, Bahkan meusyuhu sampai sekarang.

Arti penting harmonisasi ini adalah untuk menciptakan persatuan, mengurangi konflik, membangun masyarakat yang inklusif, dan meningkatkan efesiensi.

“Dengan demikian investasi akan masuk, pabrik-pabrik terbangun, dan ekonomi meningkat. Kemiskinan dan pengangguran berkurang,” katanya.

Editor: Redaksi

Share :

Baca Juga

Berita

Yayasan Assalam Kreatif Aceh Ajak Masyarakat Berbagi Kebahagiaan di Bulan Ramadhan

Daerah

Kapolres Pidie Salurkan Bantuan Sembako untuk Warga Kurang Mampu

Daerah

Seorang Oknum Keuchik Di Polisikan Oleh Jurnalis, Ini Ceritanya

Daerah

Mualem-Dek Fadh Ajak Mendagri Makan Siang Usia Pelantikan

Daerah

Lestarikan Situs Sejarah Prajurit Kodam IM Bersihkan Makam Kesultanan di Aceh

Daerah

Tingkatkan Layanan Untuk ASN Dan Pensiunan, Pemerintah Pidie Jaya Audiensi Dengan PT Taspen

Daerah

Kapolres Pidie Serahkan Sembako untuk Anak Yatim dan Warga Kurang Mampu di Kecamatan Simpang Tiga

Daerah

Selamat Bekerja TGk. H. Syibral Dan Hasan Basri, LBH ARUN : Reformasi Birokrasi Harapan Masyarakat Pidie Jaya