Banda Aceh – Drs. H. Abdurrahman Ahmad, Ketua Fraksi Partai Gerindra DPR Aceh dan juga Sekretaris DPD Partai Gerindra Aceh merupakan sosok pribadi bersahaja yang sangat dekat dengan masyarakat. Ia selalu meluangkan tenaga dan waktunya untuk mendengar berbagai macam keluhan dan masukan dari masyarakat.
Terjun ke dunia politik adalah pilihannya setelah melihat anak-anak dan para ibu hidup dalam cengkeraman kemiskinan.
Keprihatinannya terhadap kaum duafa ini berawal dari aktivitasnya di Save The Children, sebuah organisasi non-pemerintah internasional yang mempromosikan hak-hak anak, menyediakan bantuan dan membantu mendukung anak-anak di negara-negara berkembang.
Pria jebolan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh tahun 1987 ini, mengabdikan diri di Save The Chlindren selama 8 tahun (1989-1997).
“Kita melihat kondisi masyarakat seperti itu dan tidak ada perubahan. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja mereka susah. Lalu kemudian saya berfikir, apa yang bisa saya lakukan pada mereka,” ungkap pria yang akrab disapa Pak Rahman ini, dikutip dari Serambinews.com.
Kala itu, Pak Rahman secara pribadi tidak mampu secara finansial untuk membantu mereka. Lalu terpikir olehnya, satu-satunya jalan yang bisa membuat masyarakat keluar dari belenggu kemiskinan adalah melalui organisasi politik.
Akhirnya, suami dari Cut Diana Zairiani, SE ini memantapkan diri untuk berjihad di partai politik, dengan harapan mampu membawa masyarakat dapat hidup dengan nyaman dan layak serta memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk dari keluarga dan para sahabatnya, Pak Rahman akhirnya bergabung ke Partai Bintang Reformasi (PBR), dan ikut dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Langsung 2004 di tingkat DPR Aceh.
Qadarullah, ia dipercaya untuk mengemban tugas menjadi seorang wakil rakyat dari daerah pemilihan Kota Langsa dan Aceh Tamiang.
Bagi ayah dari lima orang anak ini, masuk ke partai politik tidak menjadikan dirinya sebagai seorang politisi, tapi hatinya mengatakan bahwa ‘saya sebagai pejuang politik’. Karena baginya, seorang pejuang akan mengunakan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan.
“Saya menggunakan partai politik ini sebagai alat perjuangan. Apa yang bisa saya bantu hari ini dan harus bisa melakukan sesuatu pada masyarakat daripada harus diam,” ungkap Pak Rahman.
Tsunami politik yang terjadi pada Pemilu 2009, membuat Abdurrahman harus istirahat sejenak dari dunia politik. Namun, meski tidak menjadi anggota DPRA pada periode (2009-2014) Abdurrahman tetap mengabdi kepada masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2013 Abdurrahman memilih bergabung dengan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang didirikan oleh Prabowo Subianto. Setahun kemudian, yakni pada Pemilu 2014, Abdurrahman mencalonkan diri sebagai anggota DPRA, tapi kali ini dari daerah pemilihan I yang meliputi Aceh Besar, Banda Aceh, dan Sabang.
Pengabdiannya kepada masyarakat, terutama kaum duafa, membuat masyarakat memberikannya amanah untuk duduk kembali sebagai wakil mereka di DPR Aceh.
Hal ini kembali terulang pada Pemilu 2019 dan di Pemilu 2024, Abdurrahman kembali terpilih dari dapil I (Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang).
Abdurrahman bercerita, tujuan mencalonkan diri sebagai anggota dewan semata-mata karena tekad dan komitmen tingginya yang ingin menjaring aspirasi rakyat yang selama ini belum sepenuhnya tersampaikan.
Bagi pria asal Kecamatan Lhong ini, membantu masyarakat tidak harus dengan mengeluarkan biaya besar. Namun cukup memberikan sentuhan kepada masyarakat, sehingga mereka dapat membantu dirinya sendiri, mandiri dan berkelanjutan.
“Yang penting bagi saya, mereka bisa memberikan pendapatan bagi keluarganya. Dari yang sebelumnya tidak ada sama sekali, tetapi ketika kita sentuh bisa merangsang mereka untuk menghasilkan Rupiah,” ungkap Pak Rahman.
Menurutnya, amanah yang diembannya saat ini merupakan sebuah titipan rakyat yang harus dilaksanakan dengan semaksimal mungkin, sehingga nantinya dapat dipertanggungjawabkan.
Editor: MohdS